Jumat, 18 April 2008

Titi DJ Pun Dibuat Merinding dan Menangis

Jumat (18/4) sekitar pukul 22.30 WIB, seorang rekan kerja terlihat asyik melihat cuplikan audisi peserta Indonesian Idon ke-5 yang ada di situs youtube.com. Gue gak tau apa yang membuat rekan gue ini terus mengulang-ulang cuplikan video tersebut. Gue sendiri tengah asik menyelesaikan pekerjaan.

Selesai kerja, gue mencoba melihat cuplikan audisi peserta Indonesia Idol untuk membunuh rasa penasaran. Klip berdurasi 05:13 itu gue klik. Dalam klip itu, seorang lelaki berusia 20 tahunan dengan menyandang gitar mencoba unjuk kemampuan di depan para juri yang terdiri dari Titi DJ, Anang Hermansyah, Nugie, dan Indra Lesmana.

Bila asmara ku tlah tiba. Anang Hermansyah langsung berkata oooo. Merenggut napas di jiwa. Titi DJ juga langsung berkomentar ooooo dan mengaku merinding seperti yang juga dialami oleh Nugie. Indra Lesmana? Musisi jazz kenamaan Indonesia ini tidak berkomentar. Dia terlihat diam mematung menyaksikan pria itu menyanyikan lagu ST12 yang berjudul Rasa Yang Tertinggal.

Siapa pria tersebut? Dia adalah Januarisman. Ayah satu anak yang sehari-hari berprofesi sebagai pengamen di atas kereta api jurusan Jakarta, Bogor, Tangerang, serta Bekasi ini mempunyai suara khas. Mendengar vokal Januarisman, mengingkatkan gue kepada suara Ikang Fauzi dan almarhum Gito Rollies. Bagi kalian yang penasaran silahkan klik Januarisman

Kamis, 10 April 2008

Novriali Yami, Hobi Berdiam Diri di Kamar Mandi


Dikutip dari volimania.org, namun ditulis ulang

Oleh Bogi Triyadi

Pemain bernomor punggung tiga itu berteriak sambil membalikkan badan dengan kedua tangan terkepal, ketika bola yang dismas keluar. Namun jika bola yang dismas masuk, ia langsung mengepalkan tangan kanannya sambil diangkat ke atas. Itulah ekspresi Novriali Yami saat melawan Jakarta BNI Taplus di putaran terakhir Sampoerna Hijau Voli Proliga 2008 di Gelanggang Olahraga Padjajaran, Bogor, Jawa Barat, 16 Maret silam.

Pemain Bogor Prayoga Unitas ini sebenarnya lebih dulu menggeluti bulu tangkis ketimbang bola voli. Adalah sang mama yang menyarankan dia untuk pindah ke bola voli. "Mama sering lihat saya latihan tidak serius. Akhirnya mama sarankan (saya) supaya pindah ke bola voli," ungkap putri dari pasangan Tomi dan Lilis Yani Sugiarti ini.

Saran sang mama diikuti Novriali. Terhitung sejak duduk di kelas satu sekolah menengah pertama, dara yang akrab disapa Yami ini menekuni voli dengan masuk klub Bandung Tectona Junior pada 2006. Di klub ini, dara kelahiran Purwakarta, Jawa Barta, 4 November 1991 ini menempati posisi all round. Posisi yang dilakoninya saat ini di Bogor Prayoga Unitas.

Di setiap pertandingan, Yami selalu berusaha bermain sebaik mungkin. Wajar, karena setiap smas-smas kerasnya diharapkan mampu menyumbang poin. "Ingat amarah papa kalau main jelek," kata Yami yang mengaku pesan itu membuat dia selalu termotivasi untuk tampil bagus.

Sayang, hingga pertandingan ketujuh, Yami dan kawan-kawan belum bisa membawa Bogor Prayoga Unitas meraih satu kemenangan pun. Karena itu, "Latihan, latihan, dan latihan untuk meningkatkan skill individu dan kekompakan tim," ucap Yami.

Meski peluang masuk final four sudah tertutup, Yami berharap bisa memperbaiki posisi Bogor Prayoga Unitas yang kini menjadi juru kunci. "Di Jember kami akan bermain semaksimal mungkin untuk memperoleh poin supaya bisa menaikan peringkat," ucap pengidola Usep Suparman, libero Jakarta P2B Sananta, ini.

Bagi sebagian atlet, pendidikan kerap menjadi alasan untuk bisa berprestasi. Tapi tidak demikian dengan Yami. Dia tidak ragu untuk berkiprah di Proliga. Apalagi, kepala sekolah tempat Yami menuntut ilmu memberikan dispensasi. "Sudah enam bulan cuti dari sekolah. Awalnya minta izin susah juga, tapi syukurlah kepala sekolah memberikan dispensasi," cerita Yami penuh semangat.

Dispensasi itulah yang membuat Yami untuk bermain sebaik mungkin. Tak hanya itu, dia juga selalu bersikap ramah dan dengan senang hati melayani foto bareng penonton, asalkan masih dalam wajar. "Tapi selama ini penonton atau pengemar voli di Indonesia masih bersikap ramah dan menyenangkan", beber cewek yang sering meluangkan waktu sengan dengan nonton bareng sang kakak.

Berbeda dengan gadis seumurannya yang lebih banyak menghabiskan waktu di mal. Cewek manis ini justru lebih suka berdiam di kamar mandi, walaupun tidak ada kegiatan yang dilakukan di sana. "Bahkan, bisa sampai satu jam lho, suka aja", tutur Yami.

Meski pernah gagal dalam seleksi masuk pusat latihan nasional (Pelatnas) Sea Games 2007, hal itu tidak membuat Yami putus asa. Dia justru mengaku termotivasi untuk lebih memperbaiki permainannya. Yami mengaku memiliki kelemahan di block. "Jujur, block saya kurang bagus dan rapat jadi mudah ditembus lawan", ungkap cewek yang memiliki tinggi 170 sentimeter ini.

Harapan Yami bisa memperkuat tim nasional voli putri tampaknya tinggal menunggu waktu. Saat ini, yang dia harus lakukan adalah memperbanyak pengalaman bertanding dan memperbaiki penampilannya. Apalagi, usia gadis penyuka kangkung ini masih belia, 16 tahun.

Semoga harapan Yami bisa menjadi pemain timnas bisa tercapai seperti satu nazar yang pernah diucapkannya. Sayang, dia enggan menjelaskan keinginan mulai seperti apa untuk membahagiakan kedua orang tuanya.

Biodata:

Nama Lengkap: Novriali Yami

Nama Panggilan: Yami

Tempat dan tgl Lahir: Purwakarta, 4 November 1991

Tinggi dan berat: 170/61

Nama ayah: Tomi I

Nama Ibu: Lilis Yani Sugiarti

Anak ke: Dua dari empat bersaudara

Nomor Punggung: Tiga

Klub: Bandung Tectona

Bogor Prayoga Unitas

Sabtu, 05 April 2008

Minggir Pengantin Mau Lewat

Oleh Bogi Triyadi

Raungan suara sirene itu makin jelas saat satu unit sepeda motor dan mobil polisi melewati sisi sebelah kanan Bus 138AC yang saya tumpangin menuju kantor di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, 29 Maret silam. Yang ada dipikiran saya ketika itu adalah ada pejabat, mungkin menteri, yang bakal lewat. Namun ternyataan dugaan saya salah. Ternyata, siang itu, polisi mengawal mobil pengantin.

Saya langsung mencoba mengingat berita yang pernah saya baca tentang forider. Seingat saya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah meminta agar penggunaan forider ditertibkan. Setibanya di kantor, saya mencoba menanyakan berita tersebut kepada kerja. Dan dia pun mengiyakan.

Selesai bekerja, saya mencoba meriset soal forider. Ternyata benar, Presiden Yudhoyono pada Mei 2007 memerintahkan Departemen Perhubungan bersama instansi terkait untuk menertibkan penggunaan forider dan sirene kendaraan di jalan-jalan. Presiden juga menegaskan, forider dan sirene tidak boleh digunakan kecuali untuk kendaraan Presiden, Wakil Presiden, ambulans, tamu negara, serta pemadam kebakaran.

Alasan penertiban dan penggunaan forider serta sirene didasarkan pada pengalaman akhir pekan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pasalnya, setiap akhir pekan, forider sering dimanfaatkan secara tidak jelas oleh siapa dan sirene kerap meraung-raung.

Bahkan, Prof Dr Paulus Wirutomo, Ketua Departemen Sosiologi Universitas Indonesia, menyatakan keprihatinannya terhadap konvoi motor gede (moge) yang dikawal oleh polisi dengan suara sirine meraung-raung. Padahal, saat itu tengah terjadi kemacetan lalu lintas panjang.

Setidaknya kondisi itu juga saya alami. Di saat bus yang saya tumpangi di jalan Tol Kebon Jeruk arah Tomang tengah merayap, tiba-tiba ada mobil pengantin yang secara arogan dikawal sepeda motor dan mobil polisi memaksa kendaraan lain untuk minggir.

Menggerutu dan heran, itu yang ada di benak saya. Mungkinkah pasangan pengantin itu presiden atau wapres? Seribu persen jawaban saya bukan. Lalu kenapa masih saja polisi mengawal mobil pengantin? Bukankah Presiden sudah jelas-jelas melarangnya. Hanya polisi itu yang dapat menjawabnya.

Mungkin nggak ya polisi itu menerima said job tersebut buat nambah-nambahin anggaran dapur. Apalagi, harga kebutuhan pokon saat ini tengah melambung. Belum kebutuhan lainnya. Ah, apapun alasannya, hal itu tetap tidak dapat dibenarkan.

Namun jika masih ada polisi yang mengawal mobil pengantin, istilah yang selama ini saya ucapkan atau orang lain, "Minggir Presiden mau lewat" bisa berubah menjadi "Minggir pengantin mau lewat.