Kamis, 31 Januari 2008

Affan Priyo Wicaksono, Quicker Nasional yang Suka Ngerujak

Oleh: Bogi Triyadi, Isma, dan Pippin

Jika ada pemain tim nasional bola voli Indonesia yang awalnya menggeluti olahraga bola basket, Affan Priyo Wicaksono adalah salah satunya. Saat di bangku sekolah menengah atas (SMA), best spiker Proliga 2007 ini tergabung dalam tim basket sekolahnya. Ketika kejuaraan antarsekolah, Affan sempat menjadi pemain terbaik (MVP) dan dilirik oleh klub Gudang Garam. Bahkan, oleh klub perusahaan rokok itu dia diiming-imingi akan disekolahkan hingga sarjana (S1).

Namun, tawaran itu ternyata tidak membuat Affan tertarik. Pasalnya, dia telah tergoda dengan bola voli. Apalagi, olahraga ini sudah familiar di kampungnya di Madiun, Jawa Timur. Berawal dari hanya melihat kejuaraan bola voli antarkampung, Affan akhirnya tertarik untuk mencobanya. "Teman mengajak saya bergabung di salah satu klub bola voli di Madiun," kata Affan.

Karena memang berbakat, Affan pun cepat menguasai teknik bermain bola voli. Tak heran, jika dia terpilih memperkuat tim bola voli pelajar Gresik dalam Pekan Olahraga Daerah Antarsekolah pada 2002. Naik ke kelas tiga, Affan pindah sekolah ke salah satu SMA di Sidoarjo dan mengikuti kejuaraan antar daerah di Ponorogo.

Saat Affan bertanding di Kejurda Jatim 2002, klub Surabaya Samator sedang mencari bibit pemain. Melihat Affan berbakat, Samator pun mengajaknya untuk mengikuti tes. Setelah mengikuti tes, dua pekan kemudian putra pasangan Djiun dan Sarmini ini resmi bergabung dengan Samator pada 2003.

Di klub Samator, teknik Affan semakin terasah. Pada kompetisi Proliga 2006, Affan sudah masuk tim inti Samator di bawah besutan pelatih Mr Hu Xinyu. Sayang, di final, Affan dan kawan-kawan kalah dari Jakarta Bank BNI Taplus dengan skor 3-1.

Namun pada final Proliga 2007, Affan dan kawan-kawan membalas kekalahan dari Jakarta Bank BNI Taplus dengan menang 3-0. "Waktu itu (2006) kami dalam tahap penyatuan. Setelah setahun kami sudah menyatu, kompak, dan solid. Sehingga bisa meraih kemenangan yang menjadi hak kami," ucap Pria yang berulang tahun saban 14 Maret itu.

Prestasi itu membawa penghobi burung ini masuk dalam tim nasional senior yang dipersiapkan untuk Piala Asia 2007 di Jakarta dan Sea Games ke-24 pada Desember mendatang di Thailand. Gemblengan fisik pun harus dijalani Affan selama hampir 11 bulan di padepokan bola voli Sentul, Jawa Barat. Bahkan, untuk meningkatkan teknik dan metal bertanding, Affan dan kawan-kawan berlatih di Cina. "Target saya emas," tegas cowok yang suka ngerujak ini.
Mengaku sangat menggemari Motor GP, sehingga bila saat siaran langsung balapan Motor GP berlangsung, Affan selalu menyempatkan diri untuk menonton di layar TV. ”Meskipun pamornya mulai menurun, aku tetap menyukai Valentino Rossi” tegas Affan.

Affan tak tahu sampai kapan akan terus bermain voli. Dia juga belum mempunyai niat untuk menjadi pelatih jika kelak pensiun menjadi pemain voli. "Saya ingin bekerja kantoran dengan bekal ilmu yang saya peroleh di bangku kuliah", ungkap dia. Pria yang sedang menuntut ilmu di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Soetomo Surabaya inipun berharap, ikut bergabung sebagai pemain pelatnas bisa membuat dia dengan mudah mendapatkan pekerjaan tetap.

Karena itu, Affan memohon kepada Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) agar tidak menjatuhkan sanksi yang berat bagi pemain-pemain yang menolak masuk pelatnas. Terlebih bagi mereka yang sudah memiliki pekerjaan mapan. Sebab menurut Affan, pada dasarnya semua pemain ingin membela negara, terutama di event-event internasional. Namun, mereka juga membutuhkan jaminan yang jelas dari PBVSI soal masa depan, terutama pekerjaan. "Jika PBVSI menjamin masa depan kami namun para atlet masih menolak, maka saya setuju atas sanksi yang ditetapkan, seperti skorsing," tutur Affan yang berposisi quick spiker (quicker).





Nama : Affan Priyo Wicaksono

Lahir : Balikpapan, 14 Maret 1985

Postur : 188 cm/79 kg

Bapak : Djiun

Ibu : Sarmini

Anak ke : 3 dari 5 bersaudara

Prestasi :

2002 Emas Popda di MAgetan

2002 Emas Popnas

2003 Perak Kejuaraan Pelajar se Asia di Hongkong

2003 Emas Kejurnas Junior di Bandung

2004 Emas Pon di Palembang

2004 Juara Proliga (Samator)

2005 Peringkat 3 Proliga

2006 Runner Up Proliga

2007 Juara Proliga

2007 Best Spiker Proliga 2007

Minggu, 13 Januari 2008

Tim Putra Jakarta BNI Taplus Belum Punya Pemain


Saat ini baru tiga pemain yang menyatakan bersedia membela Jakarta BNI Taplus di kompetisi bola voli Proliga 2008, yakni Rudi Tirtana, I Wayan Windusegara, dan Hariyanto. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan Loudry Maspaitella bermain kembali.


Liputan6.com, Jakarta:
Enam pekan menjelang digelarnya kompetisi bola voli Proliga 2008, tim putra Jakarta BNI Taplus belum memiliki seorang pemain pun. Menurut Loudry Maspaitella, ini dikarenakan semua kontrak pemain diputus oleh pengurus serikat pekerja Bank BNI yang baru. "Bisa dibilang saat ini BNI tidak mempunyai pemain voli," ungkap Loudry kepada SCTV di Hall Bola Voli Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Loudry, masalah terjadi lantaran pengurus SP BNI yang baru tidak tahu jika selama ini biaya untuk ikut kompetisi Proliga didanai oleh pihak manajemen. "Ternyata setelah dilihat dana itu berasal dari manajemen yang dialihkan ke SP untuk voli," ungkap Loudry. Sekedar informasi, pembinaan bola voli di BNI di bawah SP BNI.

Namun kata Lourdy, di BNI keikutsertaan di Proliga merupakan suatu amanah. "Jadi mau tidak mau manajemen harus ikut," jelas dia. Karena itu, SP BNI saat ini tengah sibuk mencari pemain untuk Proliga 2008.

Loudry mengungkapkan, saat ini baru tiga pemain yang sudah menyatakan bersedia bermain buat BNI. Yakni Rudy Tirtana, I Wayan Windusegara, dan Hariyanto. Sedangkan sisanya, BNI bakal mengontak pemain-pemain Bank Sulawesi Selatan, "Kalau saya lihat mereka kemungkinan tak akan dipakai tim lain," jelas dia.

Menurut Loudry, setidaknya dibutuhkan 10 pemain lokal untuk mengikuti Proliga tahun ini. Sisanya, Jakarta BNI Taplus akan memakai dua pemain asing. Bahkan tak tertutup kemungkinan Lourdy akan kembali bermain. Pada Proliga 2007, mantan toser nasional tersebut baru bermain di putaran kedua merangkap sebagai pelatih kepala yang dijabatnya sejak putaran pertama.

Bukan hanya pemain, tim yang tiga kali menjuarai Proliga ini juga belum mempunyai pelatih. Loudry mengungkapkan, saat ini pihak SP BNI sedang mencoba mendekati pelatih asal Cina Li Qiujiang yang juga menjabat pelatih tim nasional voli putri.

Dengan kondisi seperti ini, Loudry secara realistis mengaku Jakarta BNI Taplus sulit menembus final four. Loudry justru menjagokan Surabaya Samator dan Yuso. "Malah antara Yuso dan Samator bisa mencari tempat di final," tutur dia. Kondisi yang dialami Jakarta BNI Taplus saat ini persis seperti ikut Proliga 2007. Pada partai pertama yang digelar di Bandung , Jakarta BNI hanya diperkuat enam pemain plus seorang libero.(BOG)