Rabu, 12 Maret 2008

Panitia Proliga Tidak Tegas

Panitia Proliga dinilai tidak tegas karena membatalkan kemenangan WO Bantul Yuso Tomkins atas Jember Pemkab. Sebab keputusan itu bisa dimanfaatkan tim-tim lain yang merasa tidak puas dengan keputusan wasit.

Oleh: Bogi Triyadi

Keputusan Panitia Proliga membatalkan kemenangan walk out atau WO Bantul Yuso Tomkins atas Jember Pemkab serta menggelar pertandingan ulang di Bogor, Jawa Barat, 16 Maret mendatang, disayangkan Pelatih Putri Jakarta BNI Taplus Sukirno. Pasalnya, keputusan tersebut bakal berpengaruh terhadap tim-tim putra lainnya, terutama Jakarta BNI. "BNI secara tidak langsung dirugikan atas keputusan itu," kata Sukirno.

Apa yang dikatakan Sukirno cukup beralasan. Sebab jika dilihat dari klasemen sementara di kelompok putra Sampoerna Hijau Proliga 2008, poin yang diperoleh Jakarta BNI Taplus saat ini sama dengan Pemkab Jember, yaitu dua. Nilai tersebut belum ditambah dengan hasil pertandingan Pemkab Jember lawan Bantul Yuso Tomkins di Gelanggang Olahraga Pangukan, Sleman, Ahad silam.

Seandainya di pertandingan ulangan nanti Pemkab Jember yang menang, tentu ini akan menyulitkan posisi Jakarta BNI Taplus. Posisi Jakarta BNI Taplus yang saat ini berada di peringkat keempat akan disalip Pemkab Jember yang mendapatkan dua nilai tambahan. "Ini akan membuat posisi BNI ke depannya sulit" ucap Sukirno.

Menurut Sukirno, dalam mengambil keputusan tersebut seharusnya Panitia Proliga juga mengundang tim-tim putra lainnya seperti Jakarta Sananta, Jakarta BNI Taplus, dan Surabaya Samator. Dia menambahkan, keputusan dewan hakim yang memberikan kemenangan WO kepada Yuso jangan diintervensi Panitia Proliga. "Tim tidak datang atau terlambat ke lapangan saja dapat dinyatakan kalah WO. Apalagi, ini menolak bermain," kata Sukirno. Terlebih, sebelum mengambil keputusan itu, dewan hakim juga telah memanggil kapten kedua tim. Karena itu, Sukirno menilai keputusan itu tidak tepat.

Direktur Proliga Hanny Surkatty mengungkapkan, keputusan tanding ulang berasal dari Panitia Proliga dan disetujui oleh kedua klub. "Karena itu, pertandingan di Yogyakarta dinyatakan tidak ada. Dan tidak ada yang dikenai sanksi," jelas Hanny. Menurut pelatih Bantul Yuso Tomkins Putut Marhaento, keputusan mengelar pertandingan ulang sudah melalui banyak pertimbangan. Karena itu, pihaknya menerima keputusan tersebut. "Kami ikut-ikut saja," tutur Putut singkat.

Ada dugaan, keputusan Panitia Proliga mengambil keputusan itu karena adanya ancaman mundur Jember Pemkab dari Proliga. Namun Sukirno menilai alasan itu juga tidak tepat. Sebab itu juga dapat dilakukan tim-tim lain yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit. "Kalau Pemkab Jember mundur, Jakarta BNI Taplus juga bisa mundur. Bahkan, dua-duanya (putra dan putri)," tegas dia.

Pendapat Sukirno bisa jadi benar. Pasalnya, keputusan itu bisa saja dimanfaatkan klub lainnya. Jakarta BNI Taplus, misalnya. Jika sebuah tim tak puas dengan keputusan wasit, bisa saja tim tersebut memutuskan mogok tidak bermain. Dan jika dewan hakim memberikan kemenangan WO kepada tim lawan, tim itu akan melakukan banding. Dan jika tidak dikabulkan, tim itu bisa mengancam mundur dari Proliga yang diklaim sebagai kompetisi bola voli profesional di Indonesia. "Kalau begitu, Proliga hancur-hancuran namanya. Janganlah seperti di sepakbola (PSSI)," imbuh Sukirno.

Tidak ada komentar: