Sabtu, 20 September 2008

Ali Topan Anak Jalanan (17)


Dua kali ia mendapatkan bukti. Yang pertama, sekitar empat bulan yang lalu pada saat liburan sekolah. Gevaert mengajak dia, Dudung dan Bobby menginap di villanya di Cipanas. Malam harinya mereka membayar seorang penjaga villa sewaan untuk mengintip pasangan yang sedang ngesex itu Pak Amir, papanya sendiri bersama seorang pelacur...

Ali Topan mendengar ketukan di pintu kamarnya. Ia hafal itu ketukan mbok Yem. la sedang bersedih, ingin menyendiri. Tapi akhirnya ia bangun juga dan membuka pintu. Mbok Yem berdiri membawa baki berisi air jeruk dingin.

Pak Amir keluar dari kamar mandi, berjalan masuk ke kamarnya. Mbok Yem mengangkat gelas bekas madu telor dari meja. Dibawanya gelas kotor itu ke dapur, melewati kamarAli Topan. Di depan kamar Ali Topan, Mbok Yem berhenti sebentar dan melongok ke pintu yang tertutup itu. Kemudian Mbok Yem berjalan terus ke dapur.

Ali Topan menelungkup di tempat tidur. Lalu menelentang lagi. Pada posisi begitu ia mengambil sebatang rokok dari kaus kakinya. Dinyalakannya rokok itu, kemudian ia isap. Musik The Hollies memang asyik dinikmati sembari merokok, begitu kata hati Ali Topan.

la melamun. Dikepulkannya asap rokok menjadi bulatan. Begitu terus-menerus, sampai asap memenuhi kamarnya. Dan ia terbatuk-batuk oleh rokok itu.

"Waduh, waduh! Asep rokoknya kayak asep sepur saja, Den Bagus. Jadi sumpek dong, kamarnya. Itu kan, udah mulai batuk-batuk," kata Mbok Yem.

Ali Topan mengangkat kedua kakinya ke atas, kemudian dengan gaya akrobatik ia melenturkan kaki itu ke kasur. Dengan cara itu ia duduk di tempat tidurnya. la meyemburkan asap rokok ke arah MbokYem.

"Owalaah! Kok MbokYem malah disembur sama asep rokok. Sudah, brenti ngrokoknya, Den Baguuus! Nggak baik, masih sekolah sudah banyak ngrokok. Ini, minum air jeruk saja biar seger buger," kata Mbok Yem. la memberikan gelas pada Ali Topan.
"Terima kasih, Mbok," kata Ali Topan, lalu diminumnya air jeruk itu sampai habis!

MbokYem geleng-geleng kepala menyaksikan kelakuan anak asuh yang dia sayangi itu. Ali Topan, selesai minum, mengangsurkan gelas pada Mbok Yem. Mbok Yem mengambil gelas itu dan menaruhnya di dekat radio. Kemudian perempuan tua itu duduk di tepi tempat tidur. Tangannya mengelus rambut dan dahi Ali Topan dengan penuh kasih sayang.

"Kok anget, Den Bagus. Sakit ya? Implensa?" kata Mbok Yem. Ali Topan memegangi tangan Mbok Yem. "Eh. Mbok. Kalau manggil aku nggak usah raden bagus raden bagusan, kenapa siiih? Kayak panggilan ketoprakn aja. Nggak betah kupingku dengernya!" kata Ali Topan.
"Lho, habis mau panggil apa? Apa mau panggil Den Ayu? Den Ayu itu panggilan buat perempuan, Den Bagus. Masa gitu dibilang kayak ketoprak. Yang bener aja dooong," kata Mbok Yem.
"Panggil saja mack gitu, atau jack juga boleh." "Mek? Jek?Apa itu?"
"Aah, bodo lu Mbok, ah. Eit, sorry, bukan bodoh, tapi belum paham cara panggil orang modern," kataAli Topan. Ia menyeringai.
"Biarin dibilang bodo. Memang MbokYem bodo, Mbok Yem nggak sekolah, biariiin. Kalau MbokYem pinter kan nggak jadi babu, Den Baguuuus," kataMbok Yem. Ucapannya bernada pasrah, dan itu sama sekali bebas dari rasa tersinggung atau rasa lain yang sejenis itu.

Ali Topan mencium punggung tangan Mbok Yem. Mbok Yem ternganga. Lalu senyum arif. la tahu bahwa majikan mudanya itu juga sayang padanya. Majikan mudanya itu, walaupun omongannya suka sembrono, tapi hatinya baik dan peka. Ia sayang majikan mudanya, seperti sayangnya pada anaknya sendiri yang kini ikut suaminya setelah mereka bercerai.
"Mbok, tolong bukain jendela dooong," pinta Ali Topan. Segera Mbok Yem melaksanakan order itu. la buka jendela dan mengipas udara kamar dengan serbet yang selalu tersampir di pundaknya.
"Jangan keliwat banyak ngrokok, Den Bagus. Nanti sakit. Kalau sakit kan Mbok yang repot," kata MbokYem. Ali Topan memandang MbokYem. la tersentuh oleh ucapan perempuan itu. Tanpa bicara, Ali Topan mematikan rokok di asbak dekat radio. Mbok Yem tersenyum padanya. Ali Topan pun tersenyum pada Mbok Yem.
“kalao bukan Mbok Yem siapa lagi yang mau repot? Apa Mbok Yem nggak mau direpotin? Kalau nggak mau direpotin, bilang dong dari kemaren..."' kata Ali Topan dengan nada mengrajuk.
"Bukan gituuu, Den Bagus. Kalau den bagus sakit, mbok kan sediiih. Mbok sih mau saja direpotin. Kan Mbok sudah pasrah nglakoni hidup ini sebagai abdi di sini.kan mbok memang kerja buat repot-repot Den Bagus," kata Mbok Yem.(bersambung)

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: