Selasa, 23 September 2008

Ali Topan Anak Jalanan (21)


Esok malamnya, ketika ikut mengantar Boyke ke bandara, Ali Topan memperhatikan betapa Ruby, pacar Boyke menangis tersedu-sedu di pelukan Boyke disaksikan oleh tante Hernadi mama si Ruby dan teman-teman mereka. Windy dan nyonya Amir menghibur Ruby dengan kata-kata indah.

"Boyke nggak lama kok...," kata Windy.
"Ini kan demi masa depan kalian juga," kata nyonya Amin. "Boyke pasti akan selalu setia kepada Ruby," lanjutnya. Dan sebagainya... yang bikin Ali Topan geli.

Sementara Pak Amir berdiri dengan gaya sok hebat bisa menyekolahkan anaknya ke luar negeri, matanya jelalatan ke mana-mana.
"Aah, gentong nasi-gentong nasi, ngelebih-lebihin pemain ketoprak lu pade," gumam Ali Topan yang berdiri bersama Mbok Yem di luar kerumunan mereka. "Ngomong apa?" tanya mbok Yem waktu itu.

"Di sini nggak ada yang jual ketoprak, Mbok," kata Ali Topan yang tersadar ia ngomong sendirian.
"Hus ! Nanti malem saja mbok bikinkan. Aneh, orang-orang sedih mengantar mas Boyke, kamu malah pingin ketoprak," kata mbok Yem.
"Kencurnya banyakin entar ya, Mbok..."
"Ya udah, nanti!" kata Mbok Yem sambil mencubit lengan Ali Topan.
"Biar berasa ancur-ancurannye..," kata Ali Topan sambil menggandeng lengan MbokYemnya.

Potongan-potongan peristiwa masa lalu itu berkilasan dalam memori Ali Topan. Peristiwa yang menjadi bagian dari tragedi kehancuran moral keluarganya. Dan tragedi itu masih berlangsung.

Ali Topan berjalan hilir mudik di ruang tengah, ruang depan, lalu kembali ke kamarnya. Radio masih menggemakan mudik The Beatles dari studio Bonaparte. Lagunya Mother Nature's Son...
Born a poor young country boy MotherNature's Son
day long I'm sitting singing songs everyone...

“Den Bagus, nggak mandi? Sudah malem. Mbok sudah sediain air panas tuh. Mesin pemanas air di kamar mandi rusak," suara Mbok Yem halus menyapa Ali Topan pintu. Ali Topan berbalik menghadap Mbok Yem.
" Beh, kaget gua!" katanya. "Gua nggak mau mandi pake aer panas, Mbok," tambahnya.
“Lho kok nggak mau kenapa? Bandel, badannya anget disuruh mandi pakai air anget nggak mau. Kalau begitu raup saja."
“Apa itu raup? Raup itu cebok, ya Mbok?" kata Ali Topan. Dia tersenyum geli ke arah Mbok Yem dan si mbok melotot.
"Ooo, raup saja nggak tau. Raup itu cuci muka!"

"Bahasa apa itu raup?"
"Lho, bahasa Jowo to?"
"Oow, bohoso Jowo? Guo soh orong Njokorto, Mbok? Bukon orong Njowo... ho ho ho," kata Ali Topan. Dia terpingkal-pingkal.
Mbok Yem ikut ketawa. Dia suka kalau melihat Den Bagusnya ketawa macam itu. Pokoknya asal Den Bagusnya tidak kelihatan bersedih hati dan muram, Mbok Yem sudah senang.
"Raup apa mandi air anget?" kata Mbok Yem.
"Kalau mandi air anget keseringan bisa impoten, Mbok! Tau impoten apa nggak?"
"Impoten...," kata Mbok Yem, "Ayo deh, mandi saja sana," tambahnya. Mbok Yem meninggalkan Ali Topan. Mother Nature's Son dari The Beatles usai.

Ali Topan mencopot pakaiannya, lalu pergi mandi. MbokYem masuk ke kamar, membereskan kamar itu usai Mother's Nature Son, terdengar suara penyiar radio Bonaparte yang vokalnya cempreng. "Buat Ali Topan di mana saja berada, kami akan putarkan lagu kesenangannya, The Fool On The Hill. Atas permintam Maya dengan ucapan: "Eh kamu ke mana aja sih kok nggak ada beritanya. Aku kangen loh..."

"Aduh duh duuh yang kangen... kesian amat... Kalan memang yang namanya Ali Topan itu nggak ada kabar-kabarnya, nggak usah dikangen-kangenin... Entar; kegeeran dienya... Putusin aje... Kayak layangan... studio Bonaparte banyak stok kok... he he he ... Terutama yang sedang ngablak nih... Aku baru ga punya pacar loh... he he. he... Okey Maya.. dan Ali Topan dan para monitor Bonaparte di Kebayoran Baru dan sekitarnya, selamat mendengarkan dan salam kompak dari apung-apung alias anak pungut Napoleon Bonaparte." Penyiar itu mengoceh panjang tanpa putus.

Lalu terdengarlah nada-nada piano intro lagu yang menakjubkan itu, disusul vokal Paul McCartney yang kebocah-bocahan.

Day after day,
Alone on a hill,
The man with the foolish grin is keeping perfectly still
But nobody wants to know him,
They can see that he's just a fool,
And he never gives an answer,

But the fool on the hill,
Sees the sun going down,
And the eyes in his head,
See the world spinning 'round.

Well on the way,
Head in a cloud,
The man of a 1000 voices talking perfectly loud
But nobody ever hears him,
Or the sound he appears to make,
And he never seems to notice,

But the fool on the hill,
Sees the sun going down,
And the eyes in his head,
See the world spinning 'round.

“Lagu opo iki ! Mbok nggak ngerti..."' gerutu mbok yem ditengah interlude lagu yang tiupan flute-nya filosofis banget.
Dari kamar mandi di samping kamar itu terdengar suara lantang Ali Topan menjerit menyanyikan bait akhir syair lagu yang menyindir orang-orang dungu yang mengolok-olok seorang bijak yang menyendiri di suatu bukit sebagai the fool.
Ooo.. Oooh!
He never listens to them!
He knows they're the fools..!! (bersambung)

sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: