Jumat, 19 Desember 2008

Ali Topan Anak Jalanan (74)


TUJUH BELAS

Dua hari kemudian di Taman Ria Senayan. Matahari bergerak pelahan, sinarnya menghangati pagi. Ali Topan dan Anna Karenina berjalan bergandengan tangan dari pintu masuk menuju pohon flamboyan yang tegak di tepi danau Angsa Hitam. Disebut Danau Angsa Hitam sebab danau itu tempat memelihara angsa-angsa hitam yang didatangkan dari luar negeri.

Bunga-bunga flamboyan melayang ditiup angin, menari-nari bagaikan balerina, jatuh ke permukaan danau, sopan tampaknya.
"Pagi yang indah sekali," gumam Ali Topan sambil memandang wajah Anna Karenina, "seindah lagu Koes Bersaudara," sambungnya.

Kemudian, sambil melangkah pelahan, Ali Topan menyenandungkan lagu Pagi yang Indah Sekali ciptaan Tonny Koeswoyo. Anna Karenina mendengarkan dengan seksama senandung Ali Topan:
Pagi yang indah sekali Membawa hati bernyanyi Walau gadisku dah pergi Dan tak kan mungkin kembali ............

Anna Karenina tercekam mendengarkan syair lagu yang dinyanyikan Ali Topan. la berhenti melangkah. Matanya sayu mengawasi Ali Topan.
"Gadismu t'lah pergi? Siapa yang pergi? Kenapa dia pergi, Topan?" tanya Anna Karenina dengan lemah lembut.

Ali Topan memandang Anna. Ia tersenyum, lalu menggandeng Anna, berjalan lagi menuju rerumputan di bawah flamboyan. Ali Topan duduk, tapi Anna tetap berdiri. "Ayo duduk, Anna...," kata Ali Topan.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku. "
"Soal nyanyian tadi?"

Anna Karenina mengangguk. Ali Topan tertawa kecil.
"Yang pergi itu gadisnya Tonny Koeswoyo, bukan gadisnya Ali Topan. Perginyapun di dalam lagu. Ngerti, An?" kata Ali Topan,
"Ayo duduk dong. Jangan sampai pagi yang indah ini pecah oleh kesedihan yang aneh," sambungnya.
"Kamu merasa sedih?" tanya Anna sambil duduk di depan Ali Topan.

Ali Topan tak menjawab. la memandangAnna Karenina dengan seksama. Tampak olehnya sinar mata gadis itu menyimpan kesedihan, walaupun bibirnya mengulum senyuman.
"Kamu merasakan kesedihan yang aneh?" tanya Anna lagi. Ali Topan mengangguk. la memang merasakan sesuatu, semacam kesedihan yang halus sekali, tidak kentara, tapi hadir dalam suasana yang indah.
"Kamu sih nyanyi lagu itu. Lagunya bagus, tapi sedih ya.
"Iya," kata Ali Topan polos.
"Seharusnya kita gembira bisa bertemu. "
"Ya, seharusnya begitu. Nah, ayolah kita bergembira. La la la la la la ... ," kata Ali Topan. Iapun bertralala, cukup keras, sehingga sepasang angsa hitam yang sedang berenang berduaan di danau kecil menengok ke arahnya. Ali Topan menunjuk ke arah angsa-angsa hitam, lalu berkata terus:
"Lihat, lihatlah! Angsa angsa hitam memandang kita. Mungkin keduanya berbisik-bisik, bicara tentang kita, An. Tuh, tuh, tuh mereka tersenyum pada kita"
"Mana ada angsa tersenyum?"
"Pasti mereka tersenyum. Dan pasti mereka bisik bisik tentang kita. Kamu tahu apa yang mereka bicarakan,An?"
"Tahu."
"Apa?"
"Yang jantan bilang, he liat tuh Si Ali Topan sedang merayu ceweknya. "

Ali Topan tertawa tergelak gelak mendengar perkataan Anna yang sungguh di luar dugaannya. Sukacita sekali hati Ali Topan. Demikian pula halnya dengan Anna Karenina. Pasangan remaja yang sedang diamuk cinta itu lantas lupa pada kesedihan yang baru saja mereka bicarakan.
"Kamu tau apa ngga, kenapa angsa itu bulunya hitam?" tanya Ali Topan.
"Nggak tauk!"
"He, pikir dulu dong. Belum apa-apa udah bilang nggak tauk!"
"Kami juga mikir dong, kalau ngasih pertanyaan yang bener. Angsa bulu hitamlah ditanya kenapa bulunya hitam. Kamu tanya aja sendiri ke angsanya, jangan tanya saya," kataAnna Karenina.
"Kalau kamu bertanya kenapa saya cantik, mungkin saya bisa jawab," sambungnya sembari mengulum senyuman bertendens.

Ali Topan melengak. Ternyata Anna pandai pula berseloroh.
"Lho, kamu cantik toh? Saya baru tahu." Kata Ali Topan. Wajahnya distel bodo.
Anna kaget mendengar perkataan itu. "Menurut kamu, saya ini cantik apa tidak?" "Menurut saya sih biasa-biasa saja," sahut Ali Topan. "Uh! Memerah lah wajah Anna mendengar perkataan yang lugas itu. Mulutnya terbuka karena saking bengongnya. la menjublag seperti patung. Matanya berkedap kedip seperti angsa hitam.
"Lho, mengapa? Apa Saya salah omong?" Anna menggeleng.
"Kamu marah?"

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: