Jumat, 19 Desember 2008

Ali Topan Anak Jalanan (75)


Anna menggeleng lagi. Sinar matanya mendingin. Tadi itu ia punya niat bermanja manja pada Ali Topan. la ingin sekali dipuji cantik oleh Ali Topan. Ternyata jawaban yang ke luar bukan sebagaimana yang diinginkan.

Ali Topan segera meraba perasaan Anna. Sambil memajang senyuman, iapun berkata lembut, "Jangan marah dong. Siapa yang tidak tahu kalau kamu cantik? Lihat bunga flamboyan, angsa hitam dan telaga serta seisi taman ria ini, masih kalah cantik denganmu, Anna. Tadi itu, Saya bilang kamu biasa-biasa saja, supaya jangan kelewat mekar, tau?"
"Nggak!"
"Nggak tau?"
"Masabodo!"
"Siapa yang bodo?"
"Kamu!"

Ali Topan ketawa keras sekali. Anna tampak keki betul oleh godaan-godaannya. Wajah Anna cemberut, omongannya ketus, tapi sinar matanya makin lama makin berbinar. Ada keriaan di antara cahaya matanya.

Ali Topan menjentik ujung hidung Anna. Dan gadis itupun tersenyumlah.
"Kamu nakal,. Suka menggoda saya," kata Anna.
"Lho, apa kamu nggak pengen saya goda?" Anna mendelik,dengan kagetnya.
"Pengen? Pengen? Amit amit jabang bayi! Emangnya saya perempuan murahan ya?!" kata Anna. Dia mendelik terus sampai biji matanya hampir keluar. Marah betul rupanya.
"Lho, saya main-main kok kamu serius?" kata Ali Topan dengan penuh kerendahan hati. Ditatapnya Anna, ditembaknya gadis itu dengan senyuman yang polos, dan diusapnya anak rambut yang jatuh di kening sang gadis.
Maka hati Anna luluh. Kemarahannya mereda. Senyumnya muncul kembali pelahan lahan.
"Ali Topaaan...," gumam Anna. Manja.
"Hm?Apa sayang?"
"Kamuu.... Kamu..... “
"Kenapa?"
"Jangan nakal ya?"

Ali Topan tak menjawab. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya saja. Anna Karenina menatapnya, menunggu jawaban. Tapi Ali Topan tak mau menjawab.
"Kamu nggak denger saya ngomong?" Tanya Anna.
“Denger’
"Saya harap kamu jangan nakal ya? Ngerti maksud saya?"

Ali Topan tak mengerti bahwa maksud Anna, janganlah ia nakal dalam pengertian bangor, main-mainkan perempuan. Kalau hati Anna bisa ngomong, tidak lebih tidak kurang, kata-kata yang ke luar dari hatinya adalah: "I love you, my darling. I love you banget. Tapi you musti love me juga dong. You jangan love cewek lain ......"
"Kalau lelaki nggak nakal bisa sepi Kebayoran. Nggak ada entertainment," kata Ali Topan,yang masih bodo dalam soal percintaan. Kata-kata bersayap yang ke luar dari mulut Anna, sulit ditangkapnya. Dia pikir, Anna berharap agar ia jangan suka ngebut, tidak boleh begadang, dilarang bergentayangan di jalanan, dan lain lain kegiatan rutinnya.
"Ah, kamu...," kata Anna,
"susah mengerti. "
"Lho, kan betul. Kalau anak lelaki nggak berandalkan lucu. Anak lelaki diam di rumah udah liwat jamannya, Anna. "
"Liwat gimana?"
"Iya, sudah liwat, kayak tukang bakso. Nanti kalau ada lagi jaman yang lain, kita panggilin deh," seloroh Ali Topan.
Anna Karenina tertawa geli. Lelucon Ali Topan benar-benar pas di hatinya. Hatinya terbebas, rasanya dunia lain sekali. Lebih indah dan lebih menyenangkan. Dipandanginya wajah Ali Topan yang keren.
Ali Topanpun memandangi wajah Anna yang profilnya mirip bintang film Diana Rigg.
"Anna...."
"Hm?"
"Bagaimana perasaan kamu pagi ini?"
Anna Karenina mendongak ke arah langit, menahan senyum kecil di bibimya, lalu menjawab, "Biasa biasa saja: '
"Kurang ajar. Kamu balas dendam ya?" Anna mendelik karena makian itu.
"Ih! Kamu kalau omong seenak perut aja!" kata Anna dengan keras,
"lihat-lihat orangnya dong, kamu piker saya ini babu kamu apa, seenaknya memaki kurang ajar! Saya benci kamu!" sambungnya.
Dengan wajah kaku dan sinar mata menyala-nyala, Anna segera berdiri. Ali Topan menyekap mulutnya. la merasa menyesal. Makian kurang ajar itu begitu los menyeplos ke luar dari mulutnya.
"Anna.... Saya tidak bersungguh-sungguh mamaki kamu. Saya menyesal betul ........," kata Ali Topan. la berdiri pula, merendengi Anna. Tapi Anna segera mamalingkan muka ke arah angsa hitam yang berenang-renang di danau buatan.
"Anna.....," kataAli Topan, lembut sekali.

Anna diam saja. Hatinya kesal betul. Baru pertama kali dalam hidupnya ada orang memakinya kurang ajar, dan orang itu justru Ali Topan yang disayanginya. Dalam hatinya ia merasa sedih betul. Baru mulai jatuh sayang, baru mulai bersemi bunga bunga cinta, orang itu sudah berani memakinya kurang ajar secara lugas. Bagaimana kalau sudah kawin nanti dan beranak cucu? Barangkali bisa dibelah-belahnya tulang belulangku, demikian kata hati Anna.

Anna termenung. Hatinya sedih betul. Ingin rasanya berlari menjauhi Ali Topan yang kasar, tapi ada perasaan lain yang menahannya. la sendiri tak tahu daya tarik apa yang menyebabkan ia tak sanggup berbuat apa-apa di depan Ali Topan. Jangankan berhadapan, pada saat ia berjauhan, tak saling tampak muka, angan-angan dan perasaannya tetap lengket pada Ali Topan.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: