Jumat, 19 Desember 2008

Ali Topan Anak Jalanan (76)


Tak terasa airmata membasahi pipi Anna. la menangis. Terbayang olehnya, jalan nekat yang diambilnya untuk bisa bertemu Ali Topan pagi ini. Pada saat ibunya ke wc, dan Boy sedang membeli bensin, Anna pergi dari rumahnya. la mencegat taksi yang segera membawanya ke warung gado-gado Bibi Sexy. Ali Topan sudah menunggu. Dari warung Bibi Sexy, mereka langsung ke Taman Ria Senayan.

Merana betul hatinya mengingat makian yang diterimanya dari Ali Topan. la cuma bisa menangis. "Anna... jangan menangis...," bisik Ali Topan, sambil membelai rambut Anna dengan jemarinya. Tapi Anna semakin menangis. Bahunya terguncang-guncang menahan tangisan. Ingin rasanya berlari ke tengah danau dan membenamkan kepalanya di dalam air. Ingin rasanya membunuh diri. Tapi itu semua tak sanggup dilakukannya. la cuma bisa menangis. Dan menutupi wajahnya dengan kedua belah tangannya. Airmata mengalir di antara jemarinya.

Plak! Plok! Plak! Plok! Plak! Plok!

Bunyi gamparan yang keras terdengar di belakangnya. Anna menoleh, refleks. Apa yang terjadi membuatnya heran, dan otomatis mengerem tangisannya. Ali Topan telah menggampari dirinya sendiri. Kedua pipinya berwarna merah, darah mengalir dari bibirnya!

"Topaaaan!"Anna memekik, tubuhnya direbahkan ke Ali Topan. Mereka berpelukan. Anna membenamkan kepalanya di pelukan Ali Topan, dan Ali Topan mengusap-usap rambut gadisnya.
Angin berhembus.
Bunga-bunga flamboyan berguguran, melayang seperti kupu-kupu merah.
Angsa-angsa hitam berenang berkejaran. Indah sekali.

Jam tiga siang lewat beberapa menit, mereka meninggalkan Taman Ria Senayan. Anna senyum, demikian pula Ali Topan. Ali Topan dengan gembira memboncengkan Anna Karenina. Pelukan Anna di pinggangnya terasa kuat dan hangat.

Rupanya, kehangatan masih belum boleh berlama-lama mereka rasakan. Tepat di depan rumah Panbers Club Band di Jalan Hang Tuah Raya, sebuah Mercy memotong motor Ali Topan, dan menggiringnya ke pinggir jalan. Dua manusia bertampang murka turun dari Mercy itu. Ayah Anna dan Boy.

"Kamu bawa lari anakku, he?!" begitu kata ayah Anna sambil langsung menghantam muka Ali Topan dengan tinjunya. Bug! Bug! Ali Topan terjengkang saja dari sadel motornya! Melihat Ali Topan terjengkang, Boy ikut nimbrung, menyepak perut Ali Topan! Begh! Begitu dia mengayunkan kakinya, hendak menyepak kepala, Ali Topan berkelit dan menangkap kaki itu. Langsung dipuntirnya, dan Boy langsung menggrusak jatuh!

Fans Panbers yang kebetulan memenuhi rumah grup itu, berhamburan ke luar, menonton pergumulan itu! Anna yang mencoba memisahkan, ditarik ke dalam mobil oleh ayahnya. la meronta ronta dan menjerit jerit, tapi tak berdaya.

"Boy! Sudah!" teriak Tuan Surya. Boy mendengar teriakan itu, tapi ia tak berdaya memenuhinya, Ali Topan yang gusar mengamuk bagaikan badai! Dihajarnya Boy habis habisan. Dalam sekejap, mata Boy bengap. Dan giginya rontok dua kena dengkul Ali Topan.

Para penonton bersorak sorai.Hayooo! Hayooo! Hembat teruuuuus! Sodok! Sodok! Libas! Libas! Horeeeeee! Yihuuuuuuuuy!
Sorak sorai itu terhenti, ketika Tuan Surya mengacungkan laras pistol ke arah Ali Topan, dan berkata dingin: "Berhenti! Atau saya tembak kamu!"

Ali Topan menghentikan hajarannya. la memandang Tuan Surya dengan penuh kebencian. la ingin rasanya menghajar batok kepala orang tua itu., supaya copot dari batang lehernya. Tapi ada Anna di antara mereka......
Boy beringsut-ingsut ke mobil.
Tuan Surya mebukakan pintu, Boy pun masuklah. Disopiri Tuan Surya, mereka berlalu. Anna duduk di belakang, memandang Ali Topan. Sepanjang jalan ia memprotes ayahnya. Tapi si ayah tak menggubris protes itu. la langsung menancap pedal gas Mercy, menuju rumah.
Ali Topan menjetik-jentikkan tanah yang mengotori pakaiannya. Orang-orang masih berkerumun memandangnya.
"Ada apa sih?" satu orang bertanya. Ali Topan melirik orang itu.
"Ada tawon!" sahutnya, asal nyeplos.
Orang-orang ketawa. Tapi Ali Topan tidak. la segera menuju motornya, lantas minggat dari hadapan penonton-penonton gratisan itu.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: