Sabtu, 08 November 2008

Ali Topan Anak Jalanan (32)


Ketika bel usai sekolah berdentang-dentang, Anna bergegas keluar dari kelasnya. Ia ingin menghindari olok-olokan yang sudah mulai gencar di kelas maupun di sekolah, tentang dirinya yang langsung dikaitkan dengan Ali Topan.

Di dalam kelas Maya memang bilang kalau Ali Topan ada perhatian padanya. Serius, bisik Maya tadi. Ah, Anna jadi ngeri mendengarnya. Apa-apaan sih? Baru sehari masuk sekolah sudah ada permainan Serius-seriusan. Gawat ah. Makanya Anna cepat-cepat keluar. Ia ingin cepat-cepat ke mobil. Pulang.

Ali Topan memang anak nekat. Dia naksir betul sama Anna. Dia ingin bergerak cepat, dan selalu bergerak cepat kalau sudah punya sesuatu keinginan. la berjalan cepat menyusul Anna yang hampir sampai di pintu gerbang.

"Karenina!" seruan Ali Topan. Anna menoleh. Siapa memanggilnya Karenina? Ali Topan sudah berdiri di belakangnya.
"Karenina! Ng... kenapa lekas pulang... ng,"Ali Topan terbata-bata. Anna Karenina menampilkan pandangan aneh.
"Itu urusan saya," katanya. la menatap Ali Topan dengan pandangan tak mengerti, "Kenapa kamu mengintil saya terus?" tambahnya.

Ali Topan tertegun. la tak bisa menjawab. Ucapan Anna Karenina langsung menyentuh harga dirinya. Tiba-tiba ia sadar bahwa ia terlampau gegabah. Emosional. Tiba-tiba ia merasa malu pada diri sendiri karena menganggap diri terlalu yakin bisa merebut simpati Anna Karenina. la terlalu spontan, terlalu ingin cepat menyodorkan perhatian pada Anna. Ternyata Anna Karenina menyambutnya dengan dingin.

"Ooh, maaf... kalau saya menganggu kamu..."' kata Ali Topan. Segera dia berbalik langkah meninggalkan Anna.
Anna tertegun. Ali Topan merupakan makhluk aneh baginya. Apa maunya? Naksir? Serius? Uh! Anna tak mau berpikir apapun. Dia melanjutkan langkah menuju mobil yang sudah ditongkrongi oleh Oom Boy.
"Itu monyet mau apa, An?" tanya Oom Boy dengan dingin. Matanya yang bersinar licik menatap tajam ke mata Anna.
"Nggak apa-apa," kata Anna.
"Nggak mengganggu kau?"
"Ah, dia anak baik kok."

Oom Boy tercengang. Ucapan Anna terasa mengganjal hatinya. Dia merasa cemburu. Dia melihat ke murid-murid sekolah yang berjalan keluar. Di antara mereka tampak Ali Topan cs. Cuih! Oom Boy meludah.
"Oom Boy ngapain sih! Cepetan pulang!" kata Anna. Oom Boy menstarter mobilnya. Kemudian mereka berlalu.

Sampai di rumahnya, Anna Karenina langsung turun. Ia membanting pintu mobil dengan keras.
"Begitu caranya bilang terima kasih ya?" kata Oom Boy dengan dingin. Anna terus berlari ke rumah. Dia lalu muak pada Oom Boy. Perasaan halusnya mengatakan agar ia berhati-hati pada lelaki itu.
Di ruang tengah, Anna melihat ibunya sedang bercakap dengan seorang tamu. Anna melewati mereka. la menyalami mamanya, "Daaahh mama..."
“Anna, kasih salam pada Tante Sun!" kata Ny Surya. Anna berpaling pada tamu ibunya. Ia menyalami tangan nyonya Sun, tamu mamanya yang bertubuh tinggi besar dan dandanannya menor banget. Usianya sepantaran dengan Nyonya surya. Wanita itu memakai gaun terusan cokelat dari sutera mahal. Kalung dan cincinnya gemerlapan. la pedagang berlian yang baru menawarkan berlian ke nyonya Surya. Anna baru pertama kali melihat dia.
"Hm, cantiknya anakmu, Zus. Kalau Agus turut tadi tentu dia senang sekali berkenalan," kata Tante Sun, "Siapa namamu, Nak?" tambahnya.
"Anna Karenina," kata Anna.
"Wajahnya cantik, namanya cantik. Lain kali kau musti saya kenalkan dengan Agus. Pasti serasi," katanya.

Tante Sun mendesah-desah seakan-akan mengagumi barang antik. Anna tak suka dilihat dengan cara begitu. la permisi ke kamarnya. la tak mau mendengar omongan yang menurutunya kurang bermutu.

Agus? Agus siapa? Kenapa musti kenalan sama dia? Sorry ya. Kalimat-kalimat itu bergalau sekejap di kepalanya. Dia tak mendengar obrolan ibunya dan Tante Sun yang jadi beralih ke Agus dan dirinya.
"Agus itu memang anak lelaki yang terlalu memilih teman wanita lho, Zus. Maklum, sekolahnya di London, jadi terbiasa melihat anak perempuan yang genit-genit. Tapi saya kira dia senang sekali bisa berkenalan dengan si Anna. Kalau cocok kita bisa jadi besan kan? Hih hih hih...," kata Tante Sun.
"Wah, Anna masih kecil kok, Mbakyu: Masih sibuk sekolah. Dan anak saya yang satu itu kesayangan bapaknya, jadi agak dipingit, tidak gampang-gampang anak lelaki mendekat," kata Nyonya Surya.
"Lho iya Zus. Punya anak perempuan harus hati-hati, kalau salah langkah bisa kita punya cucu di luar rencana," kata Tante Sun. Ucapannya itu membuat Nyonya Surya terkesiap. Wajahnya merah.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: