Sabtu, 08 November 2008

Ali Topan Anak Jalanan (37)


SEMBILAN

Esok harinya, usai jam sekolah. Anna berjalan bersama Maya, keluar dari pintu gerbang sekolah. Anna menggamit tangan Maya. "Maya, besok malam kamu datang ya ke rumah saya. Ada pesta kecil. Bisa datang ya?" kata Anna.
"Pesta apa, An?" tanya Maya.
"Saya ulang tahun. Pesta kecil-kecilan kok. Datang ya. dan...," Anna ragu-ragu meneruskan ucapannya. la menyimpan senyum kecil di sudut bibirnya.
"Ada apa?" tanya Maya.

Oom Boy membunyikan klakson mobil tanda agar Anna segera datang. Anna Karenina tidak menggubris isyarat itu. Dia menyentuh lengan Maya dan berkata lirih, "Ng... kalau Ali Topan mau datang juga boleh. Tolong bilang ya, Anna mengundang dia dan juga Bobby, Dudung serta Gevaert.... " Wajah Anna agak merah waktu mengatakan hal itu. Tapi segera Maya mengangguk dan berkata iya.

Entah kenapa, Maya suka sekali mendengar Anna mengundang Ali Topan. Dia merasa punya satu berita yang sangat eksklusif buat Ali Topan. Selama ini dia mengambil sikap diam-diam sebagai 'mak comblang' bagi pembangunan cinta Anna Karenina dan Ali Topan. Kini ada undangan itu, Maya merasa percomblangannya mulai menampakkan hasilnya.

Maya merasa Ali Topan memang jatuh hati ke Anna. ia tahu diri, karena merasa cintanya hanya sepihak ke Ali Topan. la memilih tetap jadi sahabat Ali Topan.

Maya seorang gadis yang realistis dan siap berkorban untuk kebahagiaan Ali Topan. Karena ia tahu di balik keberandalan dan kejeniusannya, Ali Topan tidak bahagia karena kebrengsekan orangtuanya. Ali Topan pernah bilang itu kepadanya.

Anna Karenina berlari kecil menuju Mercedesnya, karena dari belakang tampakAli Topan cs menuntun motor masing-masing menuju pintu gerbang. Oom Boy langsung menggelindingkan Mercy-nya. Sekilas matanya melirik ganas ke arah Ali Topan cs. Cuih! Oom Boy meludah ke jalanan. Dalam bayangannya dia meludahi muka Ali Topan. Anna Karenina melengos ke arah lain. Ia benci betul melihat kelakuan Oom Boy yang menjijikkan itu.

Maya tersenyum kecil ke arah Ali Topan cs yang mendekatinya.
"Ada apa senyum-senyum gini ari, May? Udah gila lu!" kata Gevaert, "Nanti kucium baru rasa kau," tambahnya. "W" Maya memekik. Wajahnya yang penuh senyum mendadak berubah masam. Dia memandang tajam ke arah Gevaert.

"Vaet! Sok aksi lu! Kayak yang kecakepan aja!" kata maya. Gevaert bukan marah, justru tertawa terbahak-bahak.
"Bagus, gitu dong jadi cewek. Kalau dikatain cowok jangan kalah gertak, katain lagi, lebih sadis lebih nikmat," ujar Gevaert.

Sekali lagi Maya menampakkan wajahnya yang garang. melotot ke arah Gevaert. Dia ingin meninju muka gavaert, anak Indo yang suka konyol itu. Di matanya, Gevaert tak pernah beres. Selalu berusaha membuat lelucon, sialnya lelucon Gevaert tak pernah kena baginya. Entah karena keadaannya yang tidak mengizinkan, entah..karena dia muak sekali pada Gevaert.

Maya tak pernah tahu bahwa Gevaert diam-diam naksir padanya. Tapi Gevaert cuma berani naksir di dalam hati. Dia merasa malu kalau ada yang tahu bahwa dia naksir Maya. la pun tak mengungkapkan perasaan yang ia pendam itu ke taman-temannya.Tapi Maya merasakan getaran itu...

"Doo dooo, kalau cemberut gitu makin manis aje, May. Ntar gua tukarin ayam lu. Tampang kayak lu bisa laku lima ayam negeri tambah telor dua kilo," kata Gevaert.

Ali Topan, Bobby dan Dudung tertawa serempak mendengar lelucon Gevaert. Tapi Maya gusar betul. Tanpa banyak cingcong, Maya melayangkan tangan kirinya.
Plaar! Muka Gevaert ditamparnya. Gevaert terkejut, demikian juga Ali Topan, Bobby, Dudung dan beberapa anak lain yang menyaksikan peristiwa itu. Bahkan Maya sendiri pun terkejut melihat "hasil karyaa"-nya. Wajah Gevaert yang putih bertanda lima jarinya.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: