Sabtu, 08 November 2008

Ali Topan Anak Jalanan (40)


Ali Topan mendengar kedatangannya, tapi sedikitpun tidak menengok. Dalam hati kecilnya merasa, pasti Anna dan Maya keluar mengandung maksud tertentu pada dirinya.

Tapi dia sudah terlanjur `tersinggung' dan membangun prasangka buruk pada gadis-gadis itu. Dia berprasangka Maya dan Anna punya rencana aneh, semacam permainan yang sukar diduga. Dan dia tak bernafsu untuk ikut dalam permainan itu.

Anna Karenina berhenti di samping Ali Topan. Ali Topan menggosok-nggosok sepatunya yang berdebu dengan telapak tangannya. Sama sekali dia tidak menengok ke atas, walaupun ujung sepatu Anna tampak jelas di sampingnya. Malah mau rasanya dia menggaet betis si Anna dan menjatuhkan gadis itu supaya tahu bahwa Ali Topan tidak bisa `dipermainkan'.

"Haiiii," suara lembut meluncur dari bibir Anna Karenina. Ali Topan mendengar teguran itu. Hatinya sedikit bergetar. Tapi dia tetap berusaha untuk berdiam diri. Dia merasa kurang percaya bahwa teguran itu berasal dari Anna.

"Ali Topan... kamu kok diam saja? Kenapa?" suara lembut Anna Karenina memasuki telinganya. Sungguh menyejukkan.

Perasaan Ali Topan kembali tergetar. Perlahan, sangat perlahan, dia menengadah. Sepasang matanya memandang ke atas dan berlabuh di wajah manis Anna Karenina. Sepasang mata gadis itu bersinar lembut, hangat, bibirnya separuh terbuka menyungging seulas senyum yang polos. Seketika buyarlah segala kemelut di Dalam hati Ali Topan. Tataan mata Anna Karenina mengusir segala prasangka yang ada di kepalanya.

"HaaaaiiiiI" bisik Ali Topan, "kamu panggil saya?" tanyanya. Anna Karenina mengangguk. Ali Topan segera berdiri.
"Kamu sedang apa?" bisikAnna. "Sedang melamun?" "Melamun apa sih?"
"Melamunkan kamu," kataAli Topan tegas.

Anna Karenina tersentak oleh jawaban yang mantap itu. Wajahnya bersemu dadu. Dia jengah. la menunduk. Mulutnya serasa terkunci. Kemudian ia menengadah kembali, memandang Ali Topan. Wajah yang selalu membayang dan senyuman yang selalu dilamunkannya kini berada di dekatnya.

Sorot mata Ali Topan terasa meluluhkan semangatnya. Maka hati gadis manis itupun tergetar. Getaran itu mengalir ke jari jari tangannya dan membuat buku yang dipegangnya turut tergetar. Sebuah amplop jatuh dari dalam buku itu. Ali Topan bergerak cepat memungut amplop itu dan diberikannya pada Anna.
"Itu untuk kamu," bisik Anna.
"Dari siapa?" Tanya Ali Topan.

Anna Karenina tak perlu menjawab lagi karena Ali Topan membaca namanya di amplop itu sebagai alamat yang dituju dan Anna Karenina sebagai si pengirim. Ali Topan membuka mulutnya, hendak mengucapkan terima kasih. Namun Anna Karenina sudah membalikkan diri dan berjalan cepat menuju kelas.

Bel tanda masuk berdentang-dentang.
Ali Topan melihat amplop itu dan memasukkannya ke dalam sakunya. Iapun berjalan menuju kelas. Langkahnya mantap, walaupun banyak anak yang memandang ke arahnya. la tak peduli.
Jam pertama Ilmu Kimia.

Ali Topan tak punya minat mengikuti pelajaran itu. Dia ingin agar semua pelajaran cepat berlalu. Saku bajunya terasa berat seperti berisi batu. Sebentar-sebentar dia meraba sakunya untuk mencek apakah surat dari Anna masih ada, apa sudah lenyap. Dia ingin segera membuka amplop dan membaca surat berharga itu. Apa sih isinya?

Ketika Pak Hartanto sedang menuliskan rumus-rumus Kimia di papan tulis, secepat kilat Ali Topan mengambil surat dari sakunya. Bobby melirik kepadanya. Ali Topan menutupi mulut dengan jari telunjuk, isyarat agar Bobby diam-diam saja. Perlahan tapi pasti, Ali Topan membuka sampul surat yang ditutup dengan sedikit perekat plastik. Dia ambil kertas surat hijau dan membuka lipatannya.
Jakarta, 1 Agustus 1978
Ali Topan Yang ....
Kamu datang ke rumah saya nanti malam ya Teman-teman kamu juga boleh datang Hari ini saya ulang tahun
Anna Karenina
Nggak usah bawa kado deh.
Pokoknya datang saja jam 19.30 tepat.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: