Jumat, 14 November 2008

Ali Topan Anak Jalanan (53)


Anna Karenina mengambil surat dari Ali Topan, lalu ditaruhnya di bawah tas sekolah yang ditaruhnya di atas meja. Ketika Ibu Dewi sedang asyik menulis teori-teori pergaulan, ia mempergunakan kesempatan itu untuk membaca surat dari Ali Topan.

Begitu Ibu Dewi selesai menulis dan mulai berbicara lagi, Anna segera mendongak, melihat ke arah Ibu Dewi. Hal itu dilakukannya berulangkali. Rupanya Ibu Dewi sempat melihat sikap Anna itu, namun ia pura-pura tidak tahu.
"Jadi, yang paling penting di dunia ini, adalah budi pekerti, sebab, seperti kata pepatah, manusia boleh pandai seperti profesor, tapi kalau dia tidak punya budi pekerti, maka ia tidak ada arti sama sekali bagi masyarakat. Mengerti anak-anak?" kata Ibu Dewi.
"Mengertiiiiii!" sahut murid-murid, serempak.

Anna Karenina cuma menggumam saja, ia tidak berminat untuk ikut-ikutan berteriak seperti teman-temannya yang serempak menyambut pernyataan Ibu Dewi.

Ibu Dewi berbalik menghadap papan tulis lagi. la menuliskan sesuatu, tapi tiba-tiba ia berbalik menghadap ke arah para murid. Tepat pada saat itu Anna Karenina sedang mengangkat tasnya, menarik kertas surat dari Ali Topan.
"Hei, kamu! Sedang bikin apa kamu?" kata Ibu Dewi. Tangannya menunjuk Anna Karenina yang terkejut mendengar tegurannya. Secara refleks Anna menyimpan kembali surat dari Ali Topan ke bawah tasnya. Wajahnya tampak gugup sekali. la tidak menjawab.
Ibu Dewi menghampiri Anna. Para murid yang lain langsung memusatkan perhatian mereka ke arah Ana dan Ibu Dewi.
Ibu Dewi membalik tas Anna dan mengambil surat dari bawah tas itu.

"Apa ini?" tanya Ibu Dewi.
Anna Karenina tidak menjawab . Wajahnya pias. Ibu Dewi membaca surat Ali Topan itu. Wajahnya berubah sinis. la mengangkat surat itu, lalu membaca isi surat dengan suaranya yang nyaring. Anna Karenina cuma bengong saja. Perasaannya sangat risau sekali.
"Wah, wah, wah ...Surat cinta dari kekasih. Bukan main romantisnya.. .," Ibu Dewi dengan sinis, "Kekasihku yang rupawan, aku merindukanmu siang dan malam, apakah engkau begitu pula?" tambahnya.

Anna Karenina tersentak. Surat Ali Topan tidak begitu bunyinya. Ibu Dewi mengada-ada. Segera Anna menundukkan kepala karena Ibu Dewi memandangnya dengan bengis.

Di luar, Ali Topan merasa tegang. la mendengar suara Ibu Dewi yang sedang marahkepada Anna. Dan ia tahu Ibu Dewi mengada-ada dengan pembacaan surat yang tidak cocok dengan surat yang ditulisnya untuk Anna. Apakah Anna mendapat surat dari orang lain?' demikian pikirnya. Maka ia menunggu perkembangan selanjutnya.

la waspada. Di dalam kelas Ibu Dewi berkacak pinggang di depan Anna. Anna tetap merunduk. Murid-murid lainnya diam. "Hei ! Inilah contoh anak yang baik sekali kelakuannya," kata Ibu Dewi sinis.Ada guru menerangkan pelajaran di depan kelas, dia asyik membaca surat cinta dari kekasihnya!"tambahnya.

Anna Karenina menunduk terus.Ibu Dewi menyentuh dagu Anna, lalu mengangkat dagu itu, hinggaAnna terpaksa menengadah, memandangnya. "Kamu murid baru di sini ya! Coba berdiri di depan kelas!" kata Ibu Dewi. Anna Karenina berdiri, perlahan, lalu berjalan di depan kelas. la merasa telah membuat kesalahan, oleh sebab itu ia pasrah menerima hukuman apapun. Ibu Dewi menggenggam surat rampasannya. ia menghampiri Anna, dan berdiri di depan Anna."Hei, Kamu ke sini untuk belajar atau untuk cari pacar?" tanya Ibu Dewi.

Anna tidak menj awab. Ia melihat surat yang di genggam Ibu Dewi. Yang tak habis dipikirnya, kenapa Ibu Dewi membaca surat tidak sesuai dengan tulisan aslinya? Ibu Dewi memandangnya dengan tajam, kemudian ia berpaling ke arah murid-murid yang lain.

"Hai, kalian kiranya ingin mendengarkan pembacaan surat cinta, bukan?" katanya. Murid-murid tak ada yang menjawab. Maya dan Boby berpandangan. Keduanya mengangkat bahu.
Ibu Dewi memberikan surat rampasannya pada Anna. "Kau, bacalah! Supaya semua teman tahu bagaimana hebatnya pacarmu yang bernama Ali Topan itu merangkai kalimat cinta!," kata Ibu Dewi.

Di luar kelas, Ali Topan tersentak mendengar namanya disebut. Sudah pasti, sudah pasti surat yang ditulisnya untuk Anna yang jadi perkara.

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: