Jumat, 14 November 2008

Ali Topan Anak Jalanan (50)


Suara langkah Mbok Yem terdengar. Ali Topan cepat menghidupkan radio.
“Den Bagus, Den Bagus!," Mbok Yem memanggil dari balik pintu, karena pintu kamar dikunci oleh Ali Topan.
Topan membukakan pintu. "Kalau manggil raden-radennan lagi gua nggak mau jawab, Mbok. Serius nih," kata Ali Topan.
"Habis Mbok harus manggil apa? Tuan muda?" tanya Yem.
“Panggil Gus Topan, gitu."
“Gituuu... iya deh Den Bagus, eh, Gus Topan... ," kata Mbok Yem, "ngapain pintu dikunci?" "Gak ngapa-ngapain," kata Ali Topan.

la kembali ke kamar mengambil buku berisi surat cintanya.
“Ke mana? Makan dulu, deh," kata Mbok Yem.
“Aku pergi sebentar...,"kata Ali Topan. la berjalan ke ruang depan.
Ibunya keluar dari pintu kamar.

"Hallo... mau ke mana anak mama?"sapa Ny. Amir.

Ali Topan memandang ibunya. Wajah ibunya agak pucat, rambutnya semrawut dan seputar matanya cekung. "Mama sakit?" tanya Ali Topan. Ny. Amir tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Ali Topan menatap mata ibunya. Nyonya Amir melengos. Mereka berpandangan lagi, tapi dua pasang mata mereka hanya merefleksikan getaran kosong dan asing dari hati masing-masing.

"Ali pergi dulu, Ma ...,"kata Ali Topan. la berlalu dari hadapan ibunya.
"Mau ke mana kau?" tanya Nyonya Amir.
"Mau ke rumah Maya," kata Ali Topan sambil berjalan keluar.

Nyonya Amir menghela napas. la mengerti kenapa anaknya bersikap acuh tak acuh kepadanya.
Deruman suara motor Ali Topan terdengar bagaikan deruman singa yang sedang marah. Nyonya Amir terdiam di tempatnya. la menutup wajahnya dengan dua telapak tangannya. Di depan pintu kamar Ali Topan, Mbok Yem berdiri memperhatikannya.

Maya hendak tidur siang ketika Ali Topan datang ke rumahnya.
"Ngapain? Saya mau tidur siang nih," kata Maya. "Mau titip surat buat... si dia," kata Ali Topan, "sorry mengganggu ya," tambahnya. Ali Topan memberikan buku berisi surat kepada Maya. Maya tersenyum menerimanya.
"Rajin juga ya. Isinya rayuan melulu ya?" Maya menggoda. Ali Topan tersipu-sipu.
"Nggak tau deh Maya. Mau dibilang rayuan kek, cetusan hati nurani kek, atau rintihan dan ratapan yang cengeng, terserah deh. Gua juga nggak tahu apa namanya," kata Ali Topan, "Gi deh, tidur siang biar awet muda. Dan terima kasih ya atas kebaikan kamu," tambahnya.

Ali Topan permisi pulang. Maya masih menggodanya: "Eh, titipan Hati kan musti ada ongkos kirimnya, Pan?" Ali Topan merandek dan berpaling
"Titipan surat cinta ongkosnya berupa cipokan, mau?" katanya.
"Ih,enak aja lu!" kata Maya sambil meringis. Dan ia makin meringis ketika Ali Topan mengirimkan ciuman jarak jauh via tangan kanan yang dikecupnya. Maya melengos. Ali Topan tertawa senang, dan segera berlalu karena Ny. Utama muncul dari dalam rumah.
"Teman kamu yang satu itu lucu juga, tapi lucunya berbahaya, Maya. Jangan-jangan kamu jatuh cinta sama dia," kata Ny. Utama.
"Maunya sih jatuh cinta, Mama. Tapi dia sudah ada yang punya...," kata Maya.
"Jadi kamu patah hati dong?" Nyonya Utama menggodanya.
"Ah, nggak juga, emangnya hati Maya dari kayu..."' jawab Maya, "dia kemari mau titip surat buat kekasih...," tambahnya sambil menunjukkan buku berisi surat Ali Topan.

Keduanya tertawa kecil, lalu berpelukan, masuk ke rumah, seperti dua orang sahabat yang manis...

Sumber: kompas.com

Tidak ada komentar: